Minggu, 12 Oktober 2008

Yuzimar : Era Globalisasi Penuh Persaingan

SDM Harus

Mampu Bersaing

Ari Widodo, PASAR MUARABUNGO

Melihat saat ini lingkungan sangat dinamis dan penuh tuntutan untuk lebih maju, serta berkembangnya teknologi terapan membuat warga Bungo harus mampu menghadapi persaingan pada era globalisasi. Sumber daya Manusia yang ada di Kabupaten Bungo setidaknya mampu bersaing secara baik, tanpa memerlukan saling sikut.

Apa yang harus dilakukan? Ungkap Yuzimar merupakan tokoh pendidikan di Kabupaten Bungo ini menjelaskan pada saat ini tata kerja yang berubah harus mengimbangi perkembangan teknologi, warga Bungo juga mampu menghadapi hal ini. Kesiapan mereka diawali dengan skill, kemauan dan kerja keras. Ketiga ini harus selaras sehingga menimbulkan hubungan tiada batas dengan luar negeri.

“Kalau ingin bekerja lebih mapan mereka harus menguasai teknologi seperti komputer atau lainnya. Selain itu bahasa asing, terutama bahasa Inggris menjadi prioritas dalam bekerja di perusahaan asing saat ini di Indonesia, juga di Bungo,” jelasnya.

Selain itu tantangan dalam dunia pendidikan pun semakin besar, ribuan anak bangsa menggantungkan masa depan mereka pada sekolah. Di sisi lain meningkatkan terus angka pengangguran dengan lulusan yang belum tentu mendapatkan pekerjaan. Sehingga pemerintah dan wakil rakyat dituntut untuk melakukan perubahan, baik dalam pemerataan pendidikan. Terutama pola pendidikan yang langsung mengarah lapangan pekerjaan.

“Apabila kita tidak berubah maka akan jauh ketertinggalan dengan daerah lain. Perlu saat ini sekolah yang mengarah pekerjaan seperti SMK dikembangkan, prioritaskan pemerintah daerah pada pengembangan pendidikan terampil dan mandiri,” terang wanita yang mendapatkan penghargaan guru terbaik ini.

Sekolah dituntut untuk melakukan perubahan budaya pelaksanaan pengajaran meliputi penerapan pada peserta didik harus memiliki kompetensi sesuai dengan kemajuan teknologi. Adanya perubahan supply oriented menjadi market oriented seperti SMK. Merubah sikap ketergantungan menjadi sikap kreatif dan mandiri. Seperti dari sekadar kebiasaan guru hanya mengajar menjadi guru pembimbing yang inofatif.

“Harus memiliki kompetensi setiap guru saat ini. Memang sangat tepat apa yang diperbuat oleh pemerintah pusat mensertifikasi semua guru. Hasilnya guru tak perlu lagi bekerja sambilan, ya sebagai tukang ojek atau lainnya. Itu harus dipikirkan juga pemerintah daerah dewasa ini,” ungkap Yuzimar bersemangat.

Kemudian kata Yuzimar jika selama ini siswa hanya duduk dan fasif tanpa memikirkan bagaimana mereka berkembang, hendaknya prioritas anggaran pendidikan 20 persen menjadikan mereka kreatif serta memiliki standar internasional kendati di daerah terpencil. “Jangan ada diskriminasi pendidikan inilah harus kita pikirkan bersama. Kesenjangan antara satu daerah yang sudah maju serta lengkap akan teknologi dengan daerah terpencil itu harus dihilangkan, semua warga berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan UUD 1945,” tegas wanita mencalonkan diri dari PPP Caleg nomor urut 2 ini. (*)

Tidak ada komentar: