Senin, 13 Oktober 2008

Berita terbaru lagi

WF Williyan Boy Kader Muda PPRN Siap Tampil

Peduli Kepada

Rakyat

Ari Widodo, PASAR MUARABUNGO

Kendati masih baru dalam dunia perpolitikan di Kabupaten Bungo WF Williyan Boy patut diperhitungkan karena ditunjuk sebagai Ketua DPC PPRN Pasar Muarabungo pada periode 2008-2013 mendatang. Apa yang dirasakan saat dilantik menjadi pengurus tetap PPRN di wilayah Pasar Muarabungo. Menurut pria yang biasa disapa Boy mengaku tak jauh berbeda ketika dipilih menjadi ketua, banyak hal akan dilakukannya terutama persiapan pemenangan pemilu 2009 mendatang.

“Itu yang paling utama kita persiapkan bagaimana mendapatkan suara terbanyak pada kampanye dan pencoblosan nanti. Sebab, kita lihat persaingan cukup ketat di dapil 1. Kita sebagai kader muda PPRN tentu siap tampil,” ungkapnya.

Boy juga mengaku kendati usia PPRN masih sangat belia, menyatakan telah siap bertarung dengan partai-partai politik besar dalam pentas Pemilu 2009. Lebih lanjut Boy mengatakan bahwa PPRN menerapkan strategi bottom up dan bukan top down dalam berbagai kebijakannya sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang memudahkan partai tersebut memperluas jaringan dan merekrut kader-kader baru.

“Partai kita bervisi membebaskan rakyat dari belenggu penderitaan dan ketidakadilan itu juga menerapkan sistem terbuka dengan mengadopsi semua unsur keberagaman yang ada dalam masyarakat Indonesia,” katanya.

Mengenai target perolehan suara, Boy mengatakan bahwa pihaknya telah bertekad menjadi pemenang di Pemilu 2009 memberikan motivasi kepada seluruh pengurus agar terus berjuang dan bisa diterima rakyat.

“Kalau semua kompak, kami yakin kita akan mengisi semua jabatan politis di semua tempat,” ujarnya optimis.

Mengenai kiprah yang akan dilakukan PPRN, Williyan Boy menjelaskan tujuan utama pendirian partainya adalah membangun kepedulian kepada rakyat.

“Jika sudah peduli dengan nasib rakyat, maka artinya banyak cakupan yang terkandung semisal yang miskin menjadi sejahtera. Yang bodoh menjadi pintar dan yang terbelenggu ketidakadilan mendapatkan keadilan,” ujarnya. (*)

Kartu Saya Dongk

foto istri dan anakku

Lihat Yang Terbaru........


Dari Gathering Indosat dan Point Plus plus

Wisata Dinner di Perbukitan, Antri Hingga Larut Malam

Wisata menarik mungkin saat Gathering Press Indosat dan dalam rangkaian acara Poin Plus plus dirasakan 100 wartawan malam itu. Bersantai sambil dinner di perbukitan Bandung, atau di lokasi Jalan Bukit Pakar, suasana dingin menyeruak pada malam itu,

berikut laporan Ari Widodo, Bandung

Sierra café and Lounge yang berlokasi di Jalan Bukit Pakar Timur 33, memang menjadi pilihan warga Bandung dan pelancong dosmestik, maupun luar negeri. Malam itu pukul 19.35 WIB berada di ketinggian 1100 meter DPL, suasana semakin meriah dan tumpah ruah. Ini dipadati pengunjung mencari alternatif bersantai suasana dingin.

Apalagi saat itu, ditemani musik band lokal, pada lantai 3 Sierra café dan Lounge digelar kegiatan Dinner Night yang diselenggarakan oleh PT Indosat Tbk. Memang sekitar 100 wartawan dari berbagai daerah berkumpul dan diundang resmi sebagai ajang keakraban yang disuguhkan Indosat.

Suasana saat itu sangat dingin, ternyata wartawan kebanyakan salah kaprah dikira dibawa ke restaurant tertutup. Ternyata diluar dugaan mereka tidak mengenakan jaket, apalagi suhu udara sekitar 17 derajat celcius membuat mereka sedikit gelisah.

“Wah salah nih kan kita sudah katakan kalau di sini dingin, kenapa juga nggak pakai jaket. Nah dingin malam ini nggak tahan,” kata Irwansyah, wartawan Harian Pagi Radar Lampung (Grup Jawa Pos) berkata kepada penulis Ari Widodo, wartawan Harian Pagi Radar Bute.

Rekan-rekan wartawan dalam acara Dinner Gathering Indosat berkumpul di ruang terbuka. Tak lama kemudian ratusan Marketing Communication Indosat dari seluruh Indonesia tiba bergabung. Acara makan malam itupun dimulai, Direktur Sales Regional Syakieb Ahmad Sungkar memberikan sambutan, bahwa keberhasilan Indosat dalam brand merek Mentari dan IM3 memasarkan sangat sukses. Dibalik itu juga dengan program point plus-plus dengan pemberian hadiah luar biasa yakni mobil Jaguar.

“Untuk itu kedepan kita tetap memperluas pemasaran produk yang unggul ini ke pelosok daerah. Dengan harapan produk ini menjadi pilihan warga yang belum pernah terjamah oleh kita,” ujarnya.

Menariknya di lantai dua terlihat ratusan pelancong duduk bersama keluarganya. Mereka bersantai sambil makan, dan sangat berbeda mereka 'cuek' dengan apa kegiatan di lantai tiga, saat terjadi hingar bingar musik. “Ih, mereka cuek sekali. Kita udah foto mereka tapi nggak ada satupun yang lihat ke atas,” kata Agus salah seorang wartawan Sumatera Ekspres pada Radar Bute.

Bagian sudut lainnya di pintu masuk terus terjadi antrian warga memesan tempat. Mereka dengan sabar untuk mendapatkan tempat, sepertinya memang lokasi ini menjadi pilihan untuk lbiuran. Apalagi saat itu, kebanyakan mereka keturunan etnis Tionghoa yang memadati. Di ujung serambi terlihat warga bergembira dan foto bersama. Dikatakan rekan dari Radar Cirebon, Hendrik, suasana malam di tempat perbukitan sudah terbiasa.

Tidak jauh berbeda di puncak Bogor yang ramai pengunjung baik siang maupun malam hari. Kebanyakan mereka berasal dari Jakarta. Lokasi parkiran yang berada di perbukitan cukup sulit bagi kendaraan memarkirnya. “Saya sering melihat tempat ini sangat cocok untuk bersantai, memang harus pakai jaket agar lebih nikmat lagi. Kalau nggak pakai dingin banget,” akunya. Tambahnya sesuai cuaca yang dingin menjadi pilihan untuk bersantai di atas perbukitan sambil menikmati pemandangan malam di Bandung ini.

Malam itu dilanjutkan dengan penampilan baik dari Marcom Indosat, maupun wartawan. Jelas malam itu sangat happy, apalagi lagu yang dibawakan Nur Candra dan Irfan. Sambil berjoget penuh keceriaan, bahkan tidak puasnya mereka berfoto bersama untuk mengabadikan malam pertemuan wartawan ini. (bersambung)

RadarBute-ado-blog: Berita KPUD Bungo

RadarBute-ado-blog: Berita KPUD Bungo

Minggu, 12 Oktober 2008

Yuzimar : Era Globalisasi Penuh Persaingan

SDM Harus

Mampu Bersaing

Ari Widodo, PASAR MUARABUNGO

Melihat saat ini lingkungan sangat dinamis dan penuh tuntutan untuk lebih maju, serta berkembangnya teknologi terapan membuat warga Bungo harus mampu menghadapi persaingan pada era globalisasi. Sumber daya Manusia yang ada di Kabupaten Bungo setidaknya mampu bersaing secara baik, tanpa memerlukan saling sikut.

Apa yang harus dilakukan? Ungkap Yuzimar merupakan tokoh pendidikan di Kabupaten Bungo ini menjelaskan pada saat ini tata kerja yang berubah harus mengimbangi perkembangan teknologi, warga Bungo juga mampu menghadapi hal ini. Kesiapan mereka diawali dengan skill, kemauan dan kerja keras. Ketiga ini harus selaras sehingga menimbulkan hubungan tiada batas dengan luar negeri.

“Kalau ingin bekerja lebih mapan mereka harus menguasai teknologi seperti komputer atau lainnya. Selain itu bahasa asing, terutama bahasa Inggris menjadi prioritas dalam bekerja di perusahaan asing saat ini di Indonesia, juga di Bungo,” jelasnya.

Selain itu tantangan dalam dunia pendidikan pun semakin besar, ribuan anak bangsa menggantungkan masa depan mereka pada sekolah. Di sisi lain meningkatkan terus angka pengangguran dengan lulusan yang belum tentu mendapatkan pekerjaan. Sehingga pemerintah dan wakil rakyat dituntut untuk melakukan perubahan, baik dalam pemerataan pendidikan. Terutama pola pendidikan yang langsung mengarah lapangan pekerjaan.

“Apabila kita tidak berubah maka akan jauh ketertinggalan dengan daerah lain. Perlu saat ini sekolah yang mengarah pekerjaan seperti SMK dikembangkan, prioritaskan pemerintah daerah pada pengembangan pendidikan terampil dan mandiri,” terang wanita yang mendapatkan penghargaan guru terbaik ini.

Sekolah dituntut untuk melakukan perubahan budaya pelaksanaan pengajaran meliputi penerapan pada peserta didik harus memiliki kompetensi sesuai dengan kemajuan teknologi. Adanya perubahan supply oriented menjadi market oriented seperti SMK. Merubah sikap ketergantungan menjadi sikap kreatif dan mandiri. Seperti dari sekadar kebiasaan guru hanya mengajar menjadi guru pembimbing yang inofatif.

“Harus memiliki kompetensi setiap guru saat ini. Memang sangat tepat apa yang diperbuat oleh pemerintah pusat mensertifikasi semua guru. Hasilnya guru tak perlu lagi bekerja sambilan, ya sebagai tukang ojek atau lainnya. Itu harus dipikirkan juga pemerintah daerah dewasa ini,” ungkap Yuzimar bersemangat.

Kemudian kata Yuzimar jika selama ini siswa hanya duduk dan fasif tanpa memikirkan bagaimana mereka berkembang, hendaknya prioritas anggaran pendidikan 20 persen menjadikan mereka kreatif serta memiliki standar internasional kendati di daerah terpencil. “Jangan ada diskriminasi pendidikan inilah harus kita pikirkan bersama. Kesenjangan antara satu daerah yang sudah maju serta lengkap akan teknologi dengan daerah terpencil itu harus dihilangkan, semua warga berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan UUD 1945,” tegas wanita mencalonkan diri dari PPP Caleg nomor urut 2 ini. (*)

Berita Sampah di Muarabungo

Minta Semua Sampah Dibersihkan

Muarabungo-Penanganan sampah dalam Kota Muarabungo perlu lebih serius lagi. Dalam sebuah inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Bupati H Zulfikar Achmad Sabtu (11/10) masih banyak ditemukan sampah-sampah berserakan.

Zulfikar meminta agar sampah-sampah yang berserakan itu tak terjadi lagi, apalagi dua pekan lagi Bungo sebagai tuan rumah pekan olahraga provinsi (porprov) Jambi ke-18 Jambi. “Saya tidak mau sampah-sampah ini masih berserakkan di tengah kota, saya berharap semua sampah dan rumput yang tinggi ini seluruhnya harus dibersihkan,” pinta Zulfikar kepada.

Masyarakat katanya, haruslah senantiasa untuk menggalakkan program bidang kebersihan kota dan lingkungan hidup. Ini dilakukan dengan kegiatan Jumat bersih atau untuk setiap kali dalam satu pekan dilakukan kebersihan minimal di lingkungan masing-masing.

Dengan adanya program kebersihan ini, sebagai upaya untuk menggugah dan mengajak masyarakat, agar peduli terhadap kebersihan lingkungan masing-masing. Dan menjadikannya lingkungan hidup itu sebagai kebutuhan hidup masyarakat, apalagi masyarakat Kabupaten Bungo mayoritas beragama muslim yang mengerti bahwa kebersihan itu merupakan sebagian dari iman.

”Kita seharusnya malu melihat sampah berserakkan seperti ini, apalagi kita yang beragama islam. Untuk itu kepada Dinas Perkotaan dan Kecamatan Pasar Muarabungo segera mengintruksikan untuk kebersihan ini,” jelas Zulfikar.

Memang kata Zulfikar salah satu problem dari kebersihan lingkungan yang kini menjadi persoalan nasional, yakni persoalan sampah. Indikasinya, di mana-mana terdapat sampah yang tidak dibuang secara bagus.

Kalau tidak dimulai dari masyarakat itu sendiri, bagaiamana mau menciptakan kebersihan di lingkungan kota apalagi di lingkungan masing-masing. “Untuk itu saya sangat mengharapkan masyarakat sadar betul akan pentingnya sebuah kebersihan, jangan lagi mereka membuang sampah sembarangan,” pinta Zulfikar. (sam)